Farah Qubayla, mengenyam pendidikan sarjana di jurusan Ilmu Hubungan Internasional Universitas Gadjah Mada dengan fokus kajian pada studi konflik dan keamanan. Selama studinya, telah dua kali mewakili Universitas sekaligus Indonesia dalam kegiatan Internasional. Dua kegiatan tersebut adalah Model Konferensi Sidang PBB atau lebih dikenal sebagai Model of United Nations (MUN) yang dilaksanakan di Republik Ceko dan Italia. Menyelesaikan studi S1 nya dengan skripsi mengenai terorisme di Rusia. Kemudian melanjutkan minat dan studinya di S2 untuk memperdalam mengenai politik internasional dan konflik di Astrakhan State University, Rusia dengan topik Konfik Etnopolitik di Selatan Rusia.
Selain menjadi dosen aktif di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, sejak tahun 2019 hingga saat ini menjadi Sekretaris pada Pusat Studi Kebijakan Publik ULM. Menguasai dua bahasa asing, bahasa inggris dan bahasa rusia. Sehingga secara aktif ikut serta pada kegiatan seminar internasional berbahasa asing terutama bahasa inggris. Salah satunya diantaranya adalah sebagai narasumber pada International Webinar of Communication and Administration 2020 dengan topik Comparative of Government’s Policy in Asia-Europe bersama dengan narasumber lainnya dari berbagai negara. Selain aktif dalam berbagai kegiatan berbahasa asing, Farah Qubayla juga kerap mengisi kegiatan pelatihan kepemimpinan, e-learning dan public speaking baik di lingkungan ULM atau universitas lainnya sebagai pembicara. Dan hingga kini tetap aktif dalam berbagai kegiatan pendampingan mahasiswa untuk mendapatkan beasiswa belajar atau kegiatan pertukaran pelajar baik di dalam maupun luar negeri.
Dr. Syakrani, MS
Sebagai sarjana muda yang lulus pada tahun 1986 dan mempunyai ketertarikan pada bidang administrasi membuat beliau memilih untuk mengabdi pada almamater sendiri. Kecintaannya pada almamater membuatnya resmi bergabung pada program studi administrasi negara (sekarang Administrasi Publik) satu tahun setelah lulus dari sarjananya tepatnya pada tahun 1987. Sebagai dosen tentu beliau merasa tidak puas dengan pendidikan yang diterima sekarang. Beliau memutuskan untuk lanjut studinya pada universitas yang berbeda dengan lingkungan dan kultur yang tentu sangat berbeda dari pendidikan sebelumnya. Hal itu dilakukan dengan tujuan untuk menambah pengetahuan pengalaman dan jaringan yang lebih luas. Universitas Hasanudin adalah perguruan tinggi yang beliau pilih untuk mendapatkan sesuai dengan tujuannya. Lulus pada tahun 1992 dengan membawa pulang gelar magisternya untuk kembali mengabdi pada Universitas asal dan menerepkan serta berbagi pengetahuan yang didapat pada mahasiswa. Namun gelar dan pengetahuan magister yang didapat tersebut membuat beliau juga tidak mudah berpuas diri. Dengan tekat bulat beliau memilih lanjut studi Doktor yang ternyata berbeda universitas pada studi magisternya. Pilihan pada Institut Pertanian Bogor ternyata mempunyai tujuan sama seperti pada pilihan magister beliau, yaitu mendapatkan pengetahuan, pengalaman dan jaringan yang luas dan berbeda. Pria kelahiran 1963 ini menyelesaikan pendidikan doktornya pada tahun 2004. Dan sekarang beliau fokus untuk mengajar, meneliti dan melakukan pengabdian kepada masyarakat untuk kemajuan alamamater yang sudah membesarkannya yaitu Universitas Lambung Mangkurat.